Mantan atlet bulu tangkis yang tergabung dalam Gerakan Moral Mantan
Atlet Bulu Tangkis Nasional Lintas Generasi menyerahkan petisi kepada
Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia di Cipayung,
Jakarta, Kamis.
Gerakan mantan atlet yang diwakili oleh Djoko
Suprianto, Ivana Lie, dan Imelda Wiguna itu datang pada pukul 10.00 WIB
dan disambut oleh Wakil Ketua Umum II Pengurus Besar Persatuan Bulu
Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) I Gusti Made Oka. Djoko Suprianto
secara simbolis menyerahkan petisi tersebut kepada I Gusti Made Oka.
"Senin
lalu, kan, sudah dibacakan isi petisi tersebut dan sudah ada publikasi
juga oleh media. Nah, untuk lebih etis hari ini kami menyerahkan petisi
tersebut langsung kepada PBSI," ujar Djoko Suprianto seusai penyerahan
petisi.
Djoko mengatakan, ia bersama mantan atlet lainnya berharap adanya dialog secepatnya antara mereka dan pihak PBSI. "Stressing kami adalah secepatnya ada dialog. Kami tidak hanya ingin memberikan kritik, tetapi juga jalan," katanya.
Sementara
itu dari pihak PBSI sendiri menyambut positif dengan adanya petisi
tersebut. PB PBSI berjanji akan segera mengadakan dialog dengan para
mantan atlet itu.
"Kami sudah dengar, baca, dan lihat di
media tentang petisi tersebut. Menurut kami itu sangat positif. Kami
akan membicarakan hal ini dulu di internal kami terkait Thomas-Uber di
China lalu, setelah itu kami akan berdialog dengan rekan-rekan mantan
atlet," ujar Oka.
Pada Senin (28/5/2012), mantan-mantan atlet
yang menamakan diri Gerakan Moral Mantan Atlet Bulu Tangkis Nasional
Lintas Generasi menyatakan keprihatinan mereka atas kegagalan tim
Thomas-Uber di Wuhan, China.
Mereka membuat petisi yang terdiri dari tujuh poin:
1.
Menuntut PB PBSI bertanggung jawab atas kegagalan tim Thomas-Uber
dengan mengevaluasi secara serius dan menyeluruh penyebab kegagalan
tersebut.
2. Mengatasi masalah tumpang tindih (overlapping) kewenangan kebijakan PB PBSI.
3.
Mengembalikan kewenangan setiap bidang sesuai tugas pokok dan
fungsinya, dan fokus pada persiapan atlet untuk Olimpiade London.
4. Meninjau ulang keberadaan pelatih asing di Pelatnas.
5.
Mengimbau pengurus PB PBSI provinsi mencari figur ketua umum yang dapat
menjawab tantangan dan melakukan terobosan yang kreatif.
6. Mengimbau Dewan Pengawas lebih aktif menjalankan tugasnya dan berperan aktif mengkritisi kinerja PBSI Pusat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar